Selasa, 10 Januari 2023

Jangan Dianggap Sepele. Masalah Pada Anak yg Perlu Diperhatikan

Kenakalan atau hal buruk yg di lakukan pada anak adalah tindakan yg wajar, mengingat mereka masih dalam proses tumbuh dan berkembang.

Namun, kenakalan atau perilaku buruk pada anak bisa mengindikasikan masalah besar jika perilaku itu terlalu agresif, kejam, mengganggu, dan tidak sesuai dengan usianya. atau jika perubahan perilaku seperti itu berlangsung selama lebih dari 6 bulan.

 • Sulit memperhatikan sesuatu dan hiperaktif

Jika anak mengalami masalah terkait perhatian, bisa jadi anak memiliki gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD). 

ADHD yang diperkirakan terjadi pada sekitar lima persen anak-anak di dunia ini diyakini bersifat neurologis dan ditandai dengan ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian, sulit mengendalikan perilakunya, dan mengalami kesulitan dalam bersosialisasi. 

Untungnya jika diobati sejak awal dengan obat-obatan dan terapi, anak dengan ADHD dapat lebih mudah untuk fokus serta mengendalikan impuls, sehingga akan tumbuh dengan self esteem yang baik.

 • Kontrol impuls yang buruk

Impulsif dan sulit mengontrol emosi merupakan hal normal pada balita. Namun saat itu terjadi pada anak yang lebih besar, itu bisa menjadi tanda oppositional defiant disorder (ODD). 

Diyakini, satu dari sepuluh anak memiliki ODD, yang memiliki gejala berupa perilaku marah, mudah marah, tantrum, dan tidak taat. 

Adapun penyebab ODD ini bisa dikarenakan oleh kondisi psikologis maupun neurobiologis, sehingga anak perlu dibawa ke terapis atau dokter anak jika mengalaminya.

 • Tidak mau menghormati orang lain

Terkadang, beberapa anak bisa menunjukkan rasa tidak hormat dan bersikap kasar terhadap orangtuanya, orang dewasa lain, dan teman sebayanya. Memang, bersikap kasar adalah hal normal bagi anak kecil, namun, orangtua perlu mencegahnya sebelum perilaku ini menjadi sebuah kebiasaan. Untuk itu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua.

Misalnya, mengabaikan untuk mencegahnya berperilaku tidak sopan, menghentikannya sejak awal, atau mencontohkan apa itu perilaku hormat. Namun perlu diingat, anak akan lebih mudah belajar dari melihat contoh.

 • Tantrum terlalu sering 

Meski setiap anak bisa melakukan tantrum saat keinginannya tidak terpenuhi, tantrum terlalu sering tanpa sebab yang jelas bisa menandakan bahwa ada masalah pada anak. 

Misalnya, autisme yang ditandai dengan keteraturan dan perilaku repetitif, yang dapat menyebabkan anak tantrum jika ada sesuatu yang mengganggu keteraturan itu. 

Selain itu, tantrum pada anak usia sekolah bisa mengindikasikan kesulitan belajar, kecemasan, hingga salah satu tanda depresi. Jadi jika merasa tantrum anak berlebihan, berkonsultasilah dengan tenaga profesional untuk mengetahui akar masalahnya.

 • Merengek berlebihan 

Meskipun normal bagi anak kecil untuk merengek dan menangis karena frustrasi, beberapa anak akan menggunakannya untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan karena menyadari bahwa ia akan mendapat perhatian lebih saat melakukannya. 

Untuk itu, dokter anak di California Pacific Medical Center Laurel Schultz menyarankan agar orangtua memperhatikan anaknya saat ia tidak tertekan. Sebab, merengek dapat mengindikasikan bahwa anak merasa diabaikan.

 • Prestasi yang buruk di sekolah 

Terkadang, anak bisa mengalami kesulitan saat belajar, yang akan berdampak pada kepercayaan dirinya dan mengakibatkan stres berlebih. 

Jika seperti ini, bantulah anak untuk mengatasi masalahnya dengan mempelajari cara mengelola stres bagi anak. Namun, jika prestasi anak mendadak menurun, ini bisa menjadi tanda masalah lain, seperti stres, depresi, atau dilecehkan. 

Biasanya, anak yang mengalami pelecehan akan menarik diri, selalu merasa tidak aman, dan menunjukkan perubahan perilaku lain, seperti beberapa perilaku buruk berlebihan. 

Jadi, jika merasa anak mengalami stres atau menunjukkan tanda-tanda depresi, berkonsultasilah dengan tenaga profesional untuk membantu menemukan solusinya.


Previous Post
Next Post

0 comments: